Senin, 16 Maret 2020

CORONA HARUS MENJADI PENGUAT NASIONALISME

DUA MINGGU belakangan ini tepatnya setelah tanggal 2 Maret 2020 Bapak Presiden Jokowi mengumumkan bahwa ada warga negara Republik Indonesia yang positif terjangkit virus Corona maka seluruh rakyat Indonesia bagai mendengar petir di siang bolong.. antara percaya dan tidak meski sakit dan kematian adalah kepastian seluruh manusia.


Sebagian masyarakat republik ini berebut memborong sembako, masker dan apapun perlengkapan yang sekiranya dapat menjadi amunisi menyambut peperangan melawan virus  Corona, sebagian lainnya menjadi penonton karena tidak tahu harus berbuat apa karena untuk kesehariannyapun susah untuk mendapatkan sembako karena untuk makan sehari harus kerja hari itu juga. Doa dan senantiasa bermunajad kepada Sutradara Jagat untuk memperoleh perlindungan pilihannya.

Pasien yang berasal dari Depok seperti yang disampaikan Bapak Presiden hari ini dinyatakan sudah sembuh. Penyambutan dan upacara syukuran dilakukan oleh para petinggi negeri ini agar publik mengetahui bahwa penyakit yang katanya mengerikan ini dapat disembuhkan, namun khalayak terlanjur paranoid, takut yang mendalam karena memang media menceritakan ketakutan yang bombastis..    menuliskan berita seakan dunia akan lenyap ditelan penyakit yang bernama Corona.

Ketika di negeri kita Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam puncak kecemasan menerima kehadiran virus Corona situasinyapun berbeda jauh dengan negara China dalam menghadapi merebaknya virus di Wuhan. Di China memunculkan nasionalisme yang tinggi namun di negeri negeri kita malah memunculkan dendam politik yang barusan terlelap.
Banyak diantara politikus maupun pendukung menggunakan momentum musibah ini sebagai ajang membangun panggung, Ironis memang di negeri kita ini bukannya membantu pemerintah pusat dalam hal ini Presiden namun malah kembali membully dan memaksakan gagasan tanpa melihat dampak sistemik untuk negara berkembang dan kepulauan seperti Indonesia ini.

Beberapa Kepala Daerah mengambil kebijakan mendahului kebijakan pusat seakan lebih paham masalah malah menjadi blunder dan nampak ada kepentingan terselubung yang dipaksakan. Pembatasan moda transportasi  di DKI adalah salah satu contoh yang menjadikan pengguna terjebak pada ketidaktersediaan transportasi dan menumpuk menunggu adanya kendaraan.


LOCK DOWN adalah kebijakan menutup akses yang telah dilakukan beberapa negara yang hari ini terjangkiti virus Corona dan pemerintah Indonesia memandang kebijakan ini belumsaatnya dilakukan untuk Indonesia. Berbagai pertimbangan strategis dan politik tentu mendasari kebijakan yang diterapkan. Sangat beralasan karena memang dari sisi kemandirian ekonomi dan keuangan kita belum mampu untuk melakukannya.. Pekerja non formal yang tiap hari harus memerlukan akses untuk berhubungan dengan manusia lain akan sangat terbatasi dan menjadikannya macet secara ekonomi dan sosial. Membatasi secara fisik personal adalah langkah yang kita lakukan dan merupakan anjuran pemerintah untuk menangkal merebaknya virus Corona. Kerjasama semua pihak dan kesadaran pribadi masing-masing personal adalah kunci keberhasilan kita lolos dari musibah. Yang merasa sakit segera menghubungi pusat-pusat kesehatan atau Desk Corona di masing wilayah atau call center dan yang sehat selalu menjaga kesehatan agar lebih dari sekedar sehat. Sehat jasmani dan rohani.

Untuk mengikuti perkembangan Corona di Indonesia dapat mengakses melalui jejaring yang diprakarsai beberapa kawan nitizen klik Kawal Covid-19. Dari website ini kita dapat mengikuti perkembangan terkini atau klik website Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk mendapatkan informasi yang lebih luas tentang langkah-langkah kebijakan yang telah diambil Pemerintah Republik Indonesia.

Corona hasrus menjadikan seluruh warga negara di republik ini saling gotong royong dan mempererat persatuan guna menguatkan nasionalisme. Negara China yang telah lulus harus kita tiru etos kerja dan kebersamaannya. China telah lulus bahkan kini melebarkan sayap kemanusiaannya ke Italia dengan mengirim tenaga medis dan peraltan medisnya. Mereka bergerak atas nama label kemanusiaan bukan label-label politik kekuasaan yang nampak kita lihat dan rasakan di sebagian para pekerja politik  negeri kita. Corona harus menjadi momentum penguat bangkitnya nasionalisme di bumi persada Nusantara ini.

Semoga Allah SAW senantiasa merahmati dan memberi perlindungan serta kesehatan kepada kita semua, pemimpin negara dan seluruh rakyat Indonesia. 16/03/2020





Tidak ada komentar:

Posting Komentar