Rabu, 16 Oktober 2019

MENGAWAL KEMENANGAN DAN INTEGRITAS

DALAM HITUNGAN JAM KE DEPAN PAK JOKOWI ADALAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KE 8, beberapa waktu yang akan datang pelantikan Ir. H. Joko Widodo dan Prof Dr. H. Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terpilih akan dilaksanakan Minggu 20 Oktober 2019 di Gedung DPR-MPR Senayan Jakarta. Suka tidak suka kedua beliau adalah Presiden dan Wakil Presiden kita. Buah dari kerja keras dan dukungan konstituen yang memilih 01. Penduduk yang berjumlah sekitar 265 juta jiwa berharap kesejahteraan dan kemakmuran dari kepemimpinan beliau untuk lima tahun ke depan. Yang hari ini masih dibawah garis kemiskinan berharap dalam perjalanan 5 tahun ke depan menjadi bagian warga Indonesia yang makmur... yang hari ini telah makmur berharap dengan kepemimpinan Pak Jokowi untuk periode yang ke dua kalinya mampu berbagi kemakmuran untuk bagi sesama anak bangsa. Seluruh warga negara Indonesia kembali menyatukan tekad untuk memajukan bangsa dan turut serta memberikan kontribusi bagi kemajuan Tanah Air nya.

Dalam sejarah pemilu pemerintahan yang saya ikuti  Pemilu tahun 2019 adalah ajang demokrasi yang sangat memprehatinkan dan bahkan nyaris menenggelamkan rakyat dan bangsa Indonesia itu sendiri. Kemajuan teknologi informasi internet nyaris menciptakan berbagai komunitas yang bar-bar dan merasa masing-masing berbekal hoax dan issu berhak menjadi penguasa tanpa mengindahkan norma dan kaidah berbangsa dan bernegara yang konstitusional. Banyak oknum pecundang berpikir bahwa mampu menciptakan keberpihakan satu dua ribu masyarakat akan mampu merampas negara dari kepemilikan jutaan  rakyat yang telah menunjukkan dengan jumlah kemenangan di pemilihan presiden. Alhamdulillah para tokoh bangsa baik sipil atau militer.. khususnya  para tokoh pelaku bernegara yang telah kenyang makan asam garam pemerintahan tanpa lelah mengawal negeri ini, diantaranya Jenderal Wiranto tokoh yang ada di semua jaman Orde Baru hingga kini. Totalitas kecintaannya pada NKRI nyaris mengorbankan nyawanya di tangan perusuh.

Perjalanan pemerintahan di NKRI tidak dapat dilepaskan pula dari komitmen Nahdlatul Ulama sebuah organisasi masyarakat keagamaan yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari Pondok Pesantren di Jombang yang juga telah melahirkan  tokoh diantaranya Presiden Republik Indonesia Abdulraman Wahid  yang lebih kita kenal dengan Gus Dur Pahlawan Pluralitas. Nahdlatul Ulama dalam pergolakan yang nyaris menenggelamkan marwah republik ini mampu mensuport pemerintahan Pak Jokowi untuk tegar dan bijak dalam menguatkan keberlanjutan NKRI.  Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj tanpa lelah berstatemen maupun secara fisik memberi dukungan untuk mengawal pemerintahan Pak Jokowi. Nyata kehadiran NU adalah untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tidak hanya untuk kalangan Nahdliyin. Di kalangan politikus kita mengenal Dr. Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB dan Wakil Ketua DPR RI yang merupakan cucu dari pendiri NU KH Bisri Syansuri, di jajaran birokrasi pusat kita mengenal Anwar Sanusi, Ph.D sebagai Sekretaris Jenderal Kemendesa PDTT pendiri organisasi NU cabang internasional di Jepang yang saat ini  mendedikasikan  membantu Bapak Menteri Desa Eko Sandjojo dan Bapak Presiden RI Joko Widodo bagi kesejahterakan desa-desa di Indonesia.

Susunan apik dari pemerintahan Pak Jokowi yang terdiri dari unsur-unsur warga bangsa pencinta NKRI harus tetap terus dipertahankan. Eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak boleh dibuat main-main atau lempar sana tangkap sini kepemimpinannya hanya sekedar mengikuti para pemburu kekuasaan yang belum dibuktikan integritas dan dedikasinya. Indonesia 5 tahun mendatang harus lebih berkualitas, jaya dan makmur yang berkeadilan. 16/10/2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar