SETIAP KALI PAK JOKOWI BERKUNJUNG KE PAPUA perasaan saya campur aduk.. meski baru dua kali saya menginjakkan kaki di Tanah Papua serasa sudah lama mengenal dan sering berinteraksi dengan masyarakat Papua, apalagi keramahan kawan-kawan pendamping desa dan sambutan ramah Pak Monte selaku Kepala Dinas Pembangunan Masyarakat Desa Provinsi Papua dalam menerima para Konsultan Nasional.
Perasaan apa yang membuat saya berkecamuk di dada adalah melihat realita bahwa kesejahteraan dan taraf hidup yang timpang di masyarakat Papua yang tak kunjung selesai menemukan solusi. Yang memiliki status pegawai negeri atau karyawan tetap perusahaan tentu kehidupannya lebih baik namun disisi lain masyarakat petani dan pinggiran masih jauh dari sejahtera. Melihat fenomena ini tentu pemerintah pusat tanpa henti melakukan pendampingan dan pemberdayaan pembangunan agar kehidupan masyarakat maju dan mandiri terutama di sektor ekonominya. Namun tetap saja sangat lambat percepatannya.
Perasaan apa yang membuat saya berkecamuk di dada adalah melihat realita bahwa kesejahteraan dan taraf hidup yang timpang di masyarakat Papua yang tak kunjung selesai menemukan solusi. Yang memiliki status pegawai negeri atau karyawan tetap perusahaan tentu kehidupannya lebih baik namun disisi lain masyarakat petani dan pinggiran masih jauh dari sejahtera. Melihat fenomena ini tentu pemerintah pusat tanpa henti melakukan pendampingan dan pemberdayaan pembangunan agar kehidupan masyarakat maju dan mandiri terutama di sektor ekonominya. Namun tetap saja sangat lambat percepatannya.
Seringkalinya Bapak Presiden Joko Widodo berkunjung ke Papua tentu diharapkan memberi dampak percepatan pembangunan yang signifikan dan terukur.
Masyarakat Papua dan masyarakat Jawa, Bali dan lainnya menurut saya sebetulnya memiliki keiinginan maju sejahtera yang sama. Yang membedakan di Papua menurut saya adalah medan wilayah yang ekstrim dan luas wilayah sehingga jangkauan managemen pemerintahannya sungguh sangat berat. Ada anggaran banyak namun tentu bingung membelanjakan karena penggerak inovasi dan pembangunannya terbatas. dibutuhkan champion-champion lokal dan masyarakat akademik untuk menjadikan hamparan Papua sebagai laboratorium pembangunan. Ada desain ada capaian target yang terukur yang dikawal oleh anak-anak bangsa Indonesia yang mendiami Papua.
Suka tidak suka kita melihat realita masyarakat di Tanah Papua harus terus untuk didampingi agar seperti daerah-daerah maju di Indonesia lainnya. Seperti yang disampaikan Pak Jokowi disaat kunjungan siang hari ini bahwa banyak potensi keindahan dan pertanian yang dapat dikembangkan yang memiliki dampak kemandirian ekonomi. Infrastruktur tentunya yang penting untuk dibangun menurut Bapak Presiden.
Karena luasnya wilayah saya berpikir pemekaran wilayah sangat diperlukan agar percepatan kemandirian ekonomi segera terwujud. Idealnya wilayah sebesar itu menjadi empat propinsi sehingga ringan untuk memanage wilayah dan masyarakatnya.
Semoga kedatangan Bapak Presiden hari ini dan bertemu dengan anak-anak Papua yang harus memiliki masa depan "sama" seperti halnya saudaranya di Jawa, Bali dan daerah maju lainnya maka diharapkan mampu menggerakkan seluruh kementerian maupun banyak pihak negeri maupun swasta yang berkantor di Ibu Kota untuk ramai-ramai membangun Tanah Papua. Membangun berbagai sarana publik dan pengajaran semisal sekolah-sekolah kedinasan maupun perusahaan-perusahaan BUMN tentu akan menciptakan Tanah Papua menjadi destinasi wisata yang semarak sejahtera. Karena Papua adalah Kita...
Negara Kesatuan Republik Indonesia 27/10/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar