MENGINGATKAN momentum unjuk rasa yang menyita perhatian masyarakat Indonesia beberapa waktu lalu yang merupakan cara bagi sekelompok masyarakat untuk mencari perhatian Presiden. Unjuk rasa Monas yang ketika itu nyaris menciptakan kegaduhan karena para pengunjuk rasa menginginkan bertemu Presiden Jokowi namun belum juga muncul.
Para pengamat politik dan pengamat intelegen serta yang paham tentang prosedur keamanan VVIP untuk sosok nomer satu negara tentu berkesimpulan Pak Jokowi akan menunda bertemu dengan pengunjuk rasa karena situasi yang kurang memungkinkan dari segi keamanan, tetapi apa yang terjadi diluar perhitungan banyak pihak, Presiden Republik Indonesia Ir Haji Joko Widodo didampingi para petinggi keamanan negara menerobos hujan dengan payung birunya menemui pengunjuk rasa karena beliau memahami "bertemu Presiden" adalah tuntutan pendemo. Dan semua selesai dengan kemareman maksimal. Pak Jokowi bukan pecundang itu kesimpulan saya.. Pak Jokowi presiden yang dikehendaki rakyat bukan diri beliau memaksa rakyat untuk memilihnya.
Peristiwa yang nyaris sama adalah saat ini, disaat sekelompok masyarakat menghirukpikukkan diri dengan mencari perhatian menebarkan politik kaos sebagai simbol perlawanan dan ketidakpuasan yang didukung para politikus-politikus lawan politik yang sudah kehabisan ide perlawanan maka akan lebih pas bila beliau turut meramaikan kehirukpikukan mereka dengan memakai kaos yang menjadi amunisi dan senjata agitasi mereka. Ini menunjukkan bahwa memanage negara sebesar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu tidak semudah memakai kaos berlabel ini itu tetapi membutuhkan kerja keras dan sinergitas semua elemen masyarakat. Simbol-simbol tidak ada maknanya tanpa action positif yang memberi manfaat nyata bagi perubahan Indonesia yang lebih baik. Dan diakui ataupun tidak semua rakyat mengetahui Presiden Jokowi sudah melakukan pekerjaan siang malam dengan hasil maksimal, mulai dari pembangunan desa melalui Dana Desa dan Padat Karya Tunai yang menciptakan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat desa hingga infrastruktur jalan serta lapangan terbang yang jauh rumit dibanding memproduksi kaos berlabel apapun. Slow wae.. itu mungkin saat ini yang ada dibenak Pak Jokowi dalam mensikapi fenomena kaos. Kerja kerja kerja harus tetap berjalan karena goal tugas besar menjadi Presiden Republik Indonesia adalah membangun Indonesia lebih sejahtera makmur berkeadilan... dan dalam bekerja tidak ada larangan memakai kaos berlabel apapun yang penting menutup aurat dan membuat tubuh tidak masuk angin. Dan Pak Jokowi pun pasti tetap nyaman bila berkenan memakai kaos kebanggaan mereka karena beliau ingin semua senang bergembira dalam berkehidupan bernegara. Pokoknya top markotop.. terlepas foto editan atau asli gambar ini menunjukkan bahwa Presidenku sosok egaliter kehadirannya ada untuk semua.. menyenangkan semua warga bangsa.
Tetap semangat Pak Dhe.. saya suka gaya njenengan.. Slow Wae.. #SalamWaras #wisngonowae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar